Rabu, 19 September 2012

Janji Sepasang Kekasih Selama Tujuh Abad "Dinasty Ming"


    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, reinkarnasi artinya penjelmaan kembali, penitisan roh makhluk yang sudah mati ke dunia.  Reinkarnasi dapat dipahami dengan dua perspektif. Pertama, iman.  Reinkarnasi dipandang sebagai sebuah kepercayaan atas eksistensi jiwa manusia tanpa pernah mengalami secara langsung.  Di sini, reinkarnasi hadir sebagai sebuah konsep tak tersentuh karena manusia masih berjarak dengan prosesnya secara langsung.  Sebuah kepercayaan bahwa jiwa manusia tidak akan pernah mati, meskipun jasad manusia sudah berkalang tanah.  Ketika jasad manusia mati, jiwa manusia akan mencari jasad baru agar eksistensinya tidak terputus.  Analogi reinkarnasi menyerupai lingkaran di mana tidak ada awal dan akhir, ujung dan pangkal, atau dunia dan akhirat.  Seluruhnya mengacu pada satu konsep kehidupan jiwa.  Konsep kehidupan jiwa ini diyakini oleh penganut agama non monotheisme, seperti agama Budha. Kedua, pengalaman.  Reinkarnasi dipandang sebagai realitas yang melingkupi manusia karena terlibat prosesnya secara langsung.  Di sini, manusia menyadari sepenuhnya bahwa jiwa di dalam tubuhnya adalah reinkarnasi dari jiwa manusia di kehidupan masa lalu.  Bagaimana manusia tahu bahwa jiwa di dalam tubuhnya adalah reinkarnasi dari jiwa manusia di kehidupan masa lalu?  Ernest JK Wen, penulis novel Janji Sepasang Kekasih Dari Dinasti Ming (selanjutnya disingkat JSK) berusaha mengungkap fenomena reinkarnasi dengan pendekatan ilmiah modern, yakni teknik  hipnotis regresi.  JSK yang direncanakan terbit dalam bentuk trilogi merupakan karyamasterpiece Ernest JK Wen setelah sukses meluncurkan novel best seller Bukan Putri Angsa danSepasang Remaja Lesbian Di Persimpangan Jalan.
    Novel JSK berusaha mengaitkan dua simpul perspektif yang berbeda, yakni iman dan pengalaman.  Alkisah, Julian Wong dan Erika Zhang, dua perempuan heteroseksual yang hidup di abad 21 saling jatuh cinta pada pandangan pertama.  Keduanya seolah merasakan dejavu, berjumpa dengan seseorang yang telah dikenal sebelumnya.  Logika pikiran modern keduanya menolak mentah-mentah kenyataan tersebut.  Julian Wong dan Erika Zhang merupakan perempuan modern yang lebih berpijak pada rasionalitas ketimbang kepercayaan pada agama.  Di samping itu, profesi Julian Wong sebagai lawyer dan Erika Zhang sebagai ahli IT seolah menunut keduanya selalu berpikir sistematis.  Tapi, di sisi lain, keduanya tidak mampu berkelit dari perasaan cinta yang mengikat begitu dalam.  Bagaimana mungkin dua perempuan heteroseksual bisa saling jatuh cinta?  Kontradiksi antara realitas hidup dan pergulatan batin mendorong Julian Wong dan Erika Zhang berusaha menyingkap rahasia di balik fenomena tersebut.  Kondisi psikologis yang semula tertata rapi, kini goyah oleh pengalaman yang tak terduga sebelumnya.  Julian Wong dan Erika Zhang tertantang untuk merumuskan kembali hakikat reinkarnasi berdasarkan pengalaman hidup mereka sendiri.
    Suspense-suspense bermunculan ketika Julian Wong dan Erika Zhang memiliki ketertarikan yang sama pada guci Ming.  Ada misteri apa dibalik guci Ming?  Petualangan demi petualangan bergulir dengan lincah di setiap bab novel.  Berawal dari konsultasi dengan Madam Mok (seorang paranormal), cerita bergulir pada proses pencarian asal-usul guci Ming, lalu dilanjutkan dengan menjalani terapi hipnotis regresi dengan bantuan Doktor Stewart untuk mendapatkan kepastian.  Proses terapi hipnotis regresi dituturkan dengan sangat apik.  Dalam keadaan trance (tidak sadar), Erika Zhang ditarik mundur sampai ratusan tahun.  Erika Zhang diupayakan mampu melihat dirinya sendiri di kehidupan sebelumnya.  Meskipun berulangkali gagal, akhirnya proses terapi hipnotis regresi dapat berhasil sempuna.  Erika Zhang dapat mengetahui bahwa dirinya adalah reinkarnasi dari Ying-ying dan Julian Wong adalah reinkarnasi dari Wang-yue.  Di kehidupan masa lalu, Wang-yue dan Ying-ying adalah pasangan suami istri (laki-laki dan perempuan).  Wang-yue dan Ying-ying meninggal dunia saat mempertahankan guci Ming dari kejaran prajurit pada zaman Dinasti Ming, lantas jiwanya menitis dalam tubuh Julian Wong dan Erika Zhang, tujuh abad lampau sebelum Julian Wong dan Erika Zhang bertemu.
    Ernest JK Wen, penulis novel JSK tidak sekedar menawarkan reinkarnasi sebagai sebuah gagasan, tapi menukik tajam dalam kajian ilmiah mutakhir.  Meskipun masih kontoversial, teknik hipnotis regresi dipercaya sebagai salah satu cara mengungkap ingatan manusia puluhan tahun, bahkan ratusan tahun dari kehidupan manusia sekarang.  Hal ini dituturkan Ernest JK Wen dalam salah satu bab novel JSK.  Julian kembali memusatkan perhatiannya pada pembicaraan Doktor Stewart yang sedang menjawab pertanyaan pancingannya,”…mengungkap kehidupan lalu dilakukan dengan teknik hipnotis regresi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk membantu pasien-pasien phobia.  Saya tahu sebagian besar yang hadir di sini adalah psikiater, psikolog, dan mahasiswa psikolog, karena itu saya yakin anda tidak asing dengan teknik regresi.  Oh, tentu saja tidak hanya membantu pada penderita phobia, mengungkap kejadian atau pengalaman kehidupan lalu juga terbukti telah membantu pasien mengatasi masalah tingkah-laku.  Sebagai contoh, pasien yang kegemukan dan tidak sanggup mengendalikan nafsu makan.  Ternyata di kehidupan lalunya, ia meninggal disebabkan mati kelaparan…” (halaman 126).
    Setelah berhasil mengetahui jati diri masing-masing, Julian Wong dan Erika Zhang dihadapkan pada sikap hidup selanjutnya.  Julian Wong dan Erika Zhang akhirnya menyadari bahwa ketertarikan yang muncul dalam diri masing-masing bukan sekedar ketertarikan seksual belaka, tapi perasaan cinta yang mengikat begitu dalam.  Julian Wong mengambil sikap tegas dengan memutuskan hubungan percintaan dengan tunangannya, Kent.  Pada malam Tahun Baru Imlek, Erika Zhang diajak Julian Wong untuk coming out pada keluarga besar Julian Wong.  Keluarga besar Julian Wong menerima Erika Zhang dengan lapang dada.  Akhir cerita bahagia terajut dalam kisah percintaan Julian Wong dan Erika Zhang tepat dalam malam Tahun Baru Imlek.  Satu poin lebih dalam novel JSK yang menempatkan pasangan lesbian dalam porsi seimbang, berbeda dengan novel lesbian lain yang cenderung menghadirkan isu lesbian dalam ruang gelap.
    Dengan bahan riset dan observasi yang rigid, novel JSK tampil memukau dengan kisah percintaan sepasang perempuan yang dibalut latar sejarah Tiongkok.  JSK berdimensi sangat luas.  Komposisi di setiap babnya kaya dengan pengetahuan sosio-kultural. Aspek kebudayaan Tiongkok, aspek sosial tentang kerusuhan 14 Mei 1998 yang mengakibatkan banyak korban bagi etnis China, isu-isu LGBTIQ yang dituturkan dengan seimbang tanpa unsur homophobia, kajian terkini tentang reinkarnasi, dan transendensi rasa cinta yang berujung pada eksistensi diri masing-masing tokoh saling memperkuat satu sama lain.  Struktur cerita dibangun dengan kokoh.  JSK mengingatkan pembaca pada novel Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer.  Roh cerita yang kuat membuat pembaca tidak lagi berjarak dengan naskah novel, namun terseret masuk ke dalam konflik cerita setiap tokohnya.
    Di tengah minimnya novel berlatar belakang kebudayaan China, JSK seolah mata panah yang membidik keriuhan khasanah sastra Indonesia yang didominasi novel popular, novel islami, novel sejarah Indonesia, atau novel bertema seksualitas.  JSK tampil cemerlang dengan kekhasan cerita yang unik.  Sangat pantas dimiliki dan dijadikan bahan referensi.

-=SELAMAT MEMBACA=-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar